Kawan, saat
bercermin dan mendapati ternyata begitu ‘tak cantiknya’ wajahmu, apa yang kamu
pikir dan rasakan?
Bisa jadi, kamu
mider dan malu, serta merasa seakan tak punya kelebihan yang bisa dibanggakan.
Jika sudah begitu, keadaan lain yang kita anngap ‘memalukan’, pasti segera
memenuhi daftar kegundahan.
Kawan, dalam kadar
tertentu, perasaan itu, mungkin masih bisa dimaklumi. Yang berabe jika memuncak
semacam protes dan berujung mencela takdir dan diri sendiri, wah gawat tuh!
Kawan pernah lihat,
dengar, atau baca berita di media? Bagaimana para artis berlomba melakukan
operasi wajah, memperbesar payudara, atau memerahkan bibir dan semacamnya?
Bagaimana para pelajar putri, dari SMP hingga mahasiswi, yang pada menjual diri
karena tak tahan dengan godaan pergaulan dan kebutuhan untuk –salah satunya-
mempercantik diri? pasti taulah ya..
Kalau dipikir,
kurang apa sih keadaan artis tadi? Cantik, sudah. Seksi, juga sudah. Menarik,
sudah pasti. Mereka kan udah over cantik, masih aja pengen lebih cantik.
Kenapa? Karena, kecantikan itulah ‘dagangan’ dan ‘jimat’ mereka. Kehilangan kecantikan,
dijamin tak laku dipasaran. Wah.. kayak barang aja ya, gak laku di pasar, kk.
Para pelajar putri
tadi, karena meniru gaya hidup materialistis para artis cantik itu, lalu
‘membinsniskan’ segala ‘modal’ ragawi yang dia punya. Tubuh yang masih segar
dan menarik, kegadisan yang bernilai ‘jual’ tinggi, dan terutama, lagi-lagi,
wajah yang cantik.
Nah, sekarang coba
lihat sisi lain dari mbak artis dan adik-adik siswi yang cantik-cantik tadi.
Fakta membuktikan, (wuih.. bahasanya xD) bahwa ternyata hidup mereka tak
bahagia. Jiwa mereka kosong dan hampa. Di tengah kehidupan glamor dan pesta,
hati terdalam mereka, akrab dengan rintihan, penat, dan gelap.
Masih dari media.
Betapa banyak wanita-wanita itu yang akhirnya stress, frustasi,dan depresi.
Banyak yang lalu lari ke narkoba, zina bebas, dan tak sedikit yang nekat bunuh
diri. wah.. bahaya tuh. Jika sudah begitu, apa dong arti ‘jimat’ kecantikan
yang selama ini mereka banggakan?
Kawan, dari
pemaparan ini, bisakah kamu menangkap hikmahnya??
Benar kawan.
Ternyata, tak semua yang baik dan bagus di mata kita, akan membawa kebaikan
pula untuk kita. Dan tak selamanya pula, yang kita anggap jelek dan memalukan,
akan membahayakan kita.
Betapa banyak wanita
yang jauh tak cantik dari kita, toh bisa tetap dapat jodoh, berkeluarga, dan
hidup bahagia? Atau coba tengok sejarah islam, betapa banyak wanita ahli surga,
dari kalangan budak berkulit hitam, yang jelas tak cantik menurut ukuran kita?
Mereka mulia dimata Allah, disebabkan tinggi dan cantiknya iman, bukan karena
fisiknya.
Kecantikan dan
segala ‘kelebihan’ pada tante-tante artis dan siswa-siswi tadi, bukannya jadi
nikmat, namun jadi laknat dan sumber azab, yang justru melumat habis
kebahagiaan, iman dan hidup mereka, bahkan sebelum nyawa mereka dicabut. Jika
sudah begitu, masih pantaskah kita merasa iri?
“Sungguh ajaib urusan seseorang mukmin. Jika mendapat kebahagian ia
bersyukur. Jika mendapat keburukan ia bersabar. Dan semua itu baik baginya.”
Kawan, mari pegang
erat-erat wasiat indah dari Rasul ini :)
Di kutip dari majalah El fata
edisi 11 volume 12/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar