ADI PURNOMO merupakan seorang arsitek penuh prestasi yang telah
meraih berbagai penghargaan yang lahir di Yogyakarta, Indonesia pada tahun
1968. Mamo
adalah panggilan akrab Arsitek Adi Purnomo. Adi Purnomo menimba
ilmu diberbagai tempat. Pada tahun 1986 beliau menimba ilmu di Universitas
Gadjah Mada di Yogyakarta, Indonesia dan berakhir pada tahun 1994. Tidak
berhenti sampai disitu, pada tahun 2005 pun, Adi Purnomo melanjutkan untuk
menuntut ilmu di Universitas Pelita Harapan dari tahun 2006 sampai dengan 2011.
Pada tahun 1994, diusianya yang masih belia, Adi Purnomo sudah
bekerja di PAI, Jakarta. Menyusul empat tahun kemudian, tepatnya pada tahun
1998 Adi Purnomo membanting tulang di DP Arsitek, Singapura. Bukan hanya
diusianya yang masih tergolong muda Adi Purnomo sudah bisa bekerja, namun juga
berbagai penghargaan yang telah didapatnya membuat namanya menjadi lebih
dikenal dan dijunjung tinggi dalam dunia arsitektur. Beberapa penghargaan yang
diraih Adi Purnomo adalah penghargaan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) untuk rumah urban pada tahun 2002, penghargaan IAI arsitek muda pada tahun 2004 oleh majalah
Tempo, penghargaan IAI Jakarta pada tahun 2006, dan penghargaan AR (Architectural
Review) Commendation di London pada tahun 2010.
Pada tahun 2004 sampai saat ini, 2013 Adi Purnomo memiliki proyek-proyek
yang terdiri dari Urban Single Cell (Juli 2004), Relativitas (Juli 2005),
Jakarta Sponge City (Juli 2009) dan Fragment (2009-2013). Keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki oleh Adi Purnomo ialah desain arsiterktur,
arsitektur, sketchup, desain interior, Sustainable Design, autoCAD,
New Urbanism, Design Research, dan menulis.
Adi Purnomo
berkarya, berkontemplasi, dan berfikir untuk mempersiapkan karya baru. Satu
dari 100 arsitek yang ikut andil dalam Proyek Ordos 100, di Inner
Mongolia itu seolah-olah tak begitu peduli dengan hiruk-pikuk materialisme
jaman kini. Bisa saja karena itulah, Adi Purnomo menjadi fenomena yang cukup
menarik di jaman arsitektur yang serba materialistik dan komodikatif ini.
Arsitek muda yang terkesan perfeksionis ini melewati proses pematangan
arsitekturnya dengan eksperimen demi eksperimen dari berbagai proyek yang
“tidak masuk logika” industri jasa konsultansi desain arsitektur. Setidaknya,
ia tidak berada di tepat tengah-tengah jalur bekerja untuk sekedar mendapatkan
“hasil materi ganda-berlipat dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan cara
semudah-mudahnya”.
Sumber:
Sumber:
Selamat berkarya Sahabat. ikut berbangga dengan karya-karya mu yang hebat...
BalasHapuskeren2 hasil karyanya
BalasHapussalam
https://propertiupdate.com