Selasa, 26 Februari 2013

Dia Telah Melihat Tempat Duduknya di Neraka Sebelum Maut Menghampirinya

 Di salah satu fakultas khusus putri di daerah Abha, ada seorang Doktor yang bercerita tentang kisah seorang wanita tukang sisir putri Fir’aun. Pada saat Fir’aun memanggilnya, ia bertanya kepadanya,”Hai Fulanah, apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku?”

Dia menjawab,”Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh Ta’ala yang ada di langit.”
Kemudian Fir’aun memerintahkan agar didatangkan sebuah periuk besar yang terbuat dari timah. Di dalamnya terdapat minyak goreng yang dipanaskan hingga mendidih. Kemudian ia memerintahkan agar wanita itu dan juga anak-anaknya dilemparkan  ke dalamnya. 

Sabtu, 16 Februari 2013

Aku Hamba Yang Berlumuran Dosa


Untaian syair : Jamaluddin Yahyaa bin Yuusuf Ash-Shorshori Al-Hambali rahimahullah
Syair ini telah dinukil oleh Ibnu Muflih Al-Maqdisi Al-Hanbali rahimahullah (wafat tahun 763 H) di penghujung kitabnya yang sangat masyhuur Al-Aadaab As-Syar'iyah 3/562-563.

Aku adalah hamba yang telah bergelimang dosa
Angan-angan telah menghalanginya untuk bertaubat

Aku adalah hamba yang sangat bersedih
Atas kesalahan dan ketergelinciran, gelisah dan cemas

Aku adalah hamba yang lembaran-lembaran catatan amal…
telah mencatat dosa-dosanya akan tetapi ia tetap tidak takut kepada Allah yang Maha Mengawasi

Aku adalah hamba yang bersalah…aku telah bermaksiat tatkala besendirian
Lantas kenapa hingga saat ini aku belum menampakan ratapanku..??

Aku adalah hamba yang lalai, telah sia-sia usiaku…
Aku tidak memperhatikan masa muda dan masa tuaku

Aku adalah hamba yang tenggelam dalam ombak lautan
Aku berteriak…semoga aku menemukan penjawab seruanku

Aku adalah hamba yang sakit menderita karena dosa-dosa…
aku telah datang mencari tabib…ٍSungguh

Aku adalah hamba yang tersesat, aku telah menzolimi diriku…
Sungguh aku telah kembali berada di pintuMu bertaubat

Aku adalah orang yang terpuruk mengharapkan ampunanMu
Siapa yang mengharapkan ridoMu maka ia tidak akan kecewa

Sungguh aku menyesal dengan usiaku yang telah lewat
Aku tidak mengisinya kecuali dengan dosa-dosa

Aku takut kematian mendahuluiku (sebelum bertaubat)
Orang yang berakal akan terperanjat kebingungan menghadapi dahsyat serangannya

Sungguh sangat menyedihkan jika aku dibangkitkan dan dikumpulkan
Pada hari (kiamat)…hari yang menjadikan anak-anak beruban

Langit terbelah dan tergoncang…
Jadilah gunung-gunung berterbangan…

Tatkala aku dibangkitkan dalam keadaan bingung penuh dahaga…
Menundukan pandangan…telanjang…tidak membawa apapun

Sungguh memalukan akibat buruknya perbuatanku…
Tatkala lembaran-lembaran catatan amal mengumbar aib-aibku

Kondisi yang sangat menghinakan…serta perhitungan yang adil
Akupun mengetahui hisab diriku tatkala itu

Sungguh berhati-hatilah dengan neraka yang menyala-nyala
Tatkala terdengar suara teriakan siksaan dan hati-hati pun bergejolak

Hampir-hampir saja neraka menampakan kemurkaannya
Kepada orang yang zolim dan ragu (*akan hari akhirat)

Wahai yang terus melangkahkan kakinya untuk melakukan dosa…
Kapankah engkau akan bertaubat??

Hendaknya engkau berhenti dari dosa-dosamu dan bertaubatlah…
Bersungguh-sungguhlah, kita melihat setiap yang bersungguh-sungguh mendapat kebenaran

Bersaudaralah dan bersahabatlah dengan orang-orang sholeh
Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing

Jadilah engkau pengecut lari dari segala perbuatan keji
Dan bersegeralah maju dalam kebajikan
~
Pandangilah perhiasan dunia dengan kebencian
Niscaya engkau akan menjadi hamba Allah yang dicintai

Barang siapa yang mencoba perhiasan dunia…
Maka ia akan mendapatinya sangat memikat akan tetapi sangat menipu

Hendaknya engkau menundukan lirikanmu dari perkara yang haram
Godaan yang memfitnah lelaki yang cerdas

Sungguh lirikan mata yang berkhianat ibarat singa hutan
Kapan saja engkau lalai maka ia akan benar-benar menerkam

Siapa yang menundukan pandangannya darinya
Maka ia akan mendapatkan keharuman dalam hatinya

Janganlah engkau melepas lisanmu untuk mengucapkan…
perkataan yang menjerumuskan engkau pada kedengkian dan dosa

Hendaknya lisanmu senantiasa basah untuk berzikir kepada Allah

Sholatlah tatkala di larut malam
Dan janganlah engkau bosan akan tetapi semangatlah

Engkau akan mendatapi sholat malammu sebagai penghiburmu
Tatkala engkau dimasukan kuburan dan berpisah dengan kerabat dan keluarga

Berpuasalah semampumu, engkau akan mendapatinya sebagai penghilang dahagamu tatkala engkau dibangkitkan dalam keadaan keahuasan dan kelaparan

Bersedekahlah engkau baik nampak maupun diam-diam
Janganlah pelit, akan tetapi dermawanlah dan seringlah memberi

Niscaya engkau akan mendapat kebajikan yang kau lakukan…
Sebagai naungan bagimu di hari seluruh manusia dalam keadaan genting

Jadilah engkau orang yang berperangai baik pemalu…
Menyebar senyum dan bukan pemarah lagi berperangai buruk

Rabu, 13 Februari 2013

Cantik Walau Tak Cantik



Kawan, saat bercermin dan mendapati ternyata begitu ‘tak cantiknya’ wajahmu, apa yang kamu pikir dan rasakan?

Bisa jadi, kamu mider dan malu, serta merasa seakan tak punya kelebihan yang bisa dibanggakan. Jika sudah begitu, keadaan lain yang kita anngap ‘memalukan’, pasti segera memenuhi daftar kegundahan.
Kawan, dalam kadar tertentu, perasaan itu, mungkin masih bisa dimaklumi. Yang berabe jika memuncak semacam protes dan berujung mencela takdir dan diri sendiri, wah gawat tuh!

Senin, 11 Februari 2013

Cara Baik Jadi Sahabat yang Baik



Kawan, sungguh benar jika ada yang bilang, punya seorang musuh itu terlalu banyak, dan punya seribu teman itu terlalu sedikit.

Mengingat sudah menjadi naluri kita sebagai manusia, untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, dan tak suka punya musuh, meski hanya seorang. Karena itu sudah sepantasnya, teman, sahabat, saudara yang sudah kita punya, kita rawat dan jaga agar tak pergi, atau berbalik menjadi musuh kita. Kita harus pintar bersikap dan membawa diri dalam berinteraksi dengan mereka. Berikut beberapa kiat menjadi sahabat yang baik.

Sabtu, 09 Februari 2013

Memperlama Sujud Terakhir


"Apakah diperbolehkan memperlama sujud terakhir dari rukun shalat lainnya, yang didalamnya seseorang memperbanyak doa dan istighfar? Apakah shalat seseorang menjadi cacat jika ia memperlama sujud yang terakhir?"

Memperlama sujud terakhir ketika shalat tidaklah termasuk sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena yang disunnahkan adalah seseorang melakukan shalat antara ruku', bangkit dari ruku' (i'tidal), sujud, dan duduk antara dua sujud itu hampir sama lamanya.

Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam hadits Baro' bin 'Azib, ia berkata, "Aku pernah shalat bersama Nabi di rumah. Aku mendapati bahwa berdiri, ruku', sujud, duduk beliau sebelum salam dan berpaling, semuanya hampir sama (lamanya)." Inilah yang utama/afdhol. Namun ada doa selain (waktu) sujud yaitu setelah tasyahud (sebelum salam).

Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah ketika mengajarkan 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu tasyahud, beliau bersabda, “Kemudian setelah tasyahud, terserah padamu berdoa dengan doa apa saja”. Maka berdoalah ketika itu sedikit atau pun lama setelah tasyahud akhir sebelum salam.”


Sumber: Fatawa Nur’ala Ad Darb
Syaikh Ibnu Utsaimin
Dikutip dari majalah El fata edisi 02 volume 13/2013


Berjamaah di Rumah


Apakah orang yang melakukan shalat jama'ah di rumah bersama anak atau saudaranya akan mendapat keutamaan (pahala) 27 derajat? Dan apakah shalat seperti itu bisa dinamakan shalat jama'ah juga?

Yang nampak jelas dari dalil (hadist) bahwa keutamaan 27 derajat yang dimaksudkan adalah untuk mereka yang melakukan shalat di masjid atau pula untuk orang yang terkena udzur syar'i sehingga tidak bisa pergi ke masjid, lalu orang-orang yang kena udzur seperti ini shalat di rumah. (Inilah mereka yang berhak mendapatkan keutamaan 27 derajat tadi).

Adapun bagi orang yang sebenarnya mampu pergi ke masjid namun dia tetap shalat berjamaah di rumah atau di ladangnya atau di tempat lainnya, mereka tidak akan mendapatkan keutamaan (pahala) 27 derajat ini. Dan (sesungguhnya) ilmu hanyalah disisi Allah.


Sumber: Fatawa Al Lajnah Ad Da'imah lil Buhuts Al 'Imiyyah wal Ifta
 (Komisi tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia no. 6036)
Ketua Al Lajnah Ad Da'imah: Syaikh Abdul 'Aziz dan 'Abdillah bin Baz
Dikutip dari majalah  El fata  edisi 02 volume 13/2013

Jumat, 01 Februari 2013

Belum Bayar Puasa


ADA SESEORANG YANG MEMILIKI TANGGUNGAN/HUTANG BEBERAPA HARI DI DALAM PUASA RAMADHAN. NAMUN HINGGA DATANG BULAN RAMADHAN TAHUN BERIKUTNYA IA BELUM JUGA MENGGANTI KEWAJIBAN HUTANG PUASANYA TERSEBUT. APA YANG SEHARUSNYA IA LAKUKAN? APAKAH IA BERDOSA, DAN APAKAH GUGUR KEWAJIBANNYA?

                Jawaban: Sesungguhnya Allah berfirman dalam Al-Qur`an, “Barang siapa diantara kalian yang mendapati bulan (Ramadhan) maka hendaklah ia berpuasa, dan barang siapa yang sakit atau bepergian (lalu ia tidak berpuasa) maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan di hari yang lain.” (Al-Baqarah :185)

Contoh Paragraf Eksposisi

Eksposisi merupakan karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau masalah dengan sejelas-jelasnya. Tujuan karangan eksposisi ini adalah memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan.

Contoh paragraf eksposisi:

Biologi adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup (organisme). Terdapat macam-macam cabang biologi yaitu Botani, Zoologi, Morfologi, Bakteriologi, Virologi, Mikrobiologi, Embriologi, Genetika, Sanitasi dan lain-lain.
Dalam bidang biologi, objek dan permasalahan meliputi berbagai tingkat organisasi kehidupan. Tingkat organisasi kehidupan dari urutan terendah sampai tertinggi adalah sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.